Aku Malu
Aku Malu
Sanghyang Mughni Pancaniti
Ketika aku membuatmu cemburu
Aku malu. Sungguh malu
Setelah aku membuatmu cemburu
Aku mengingat-Mu
Aku ingin sekali mengingat-Mu
Saat aku akan membuat-Mu cemburu
Dalam diri ini
Selalu berdendang nama-Mu
Walau tak selalu kulantunkan
Bantulah aku wahai yang Maha Pengasih
Diantara para pengasih
Untuk selalu bersyukur
Mengingat-Mu
Dan bertawajjuh kepada-Mu
Agar engkau bias banggakan aku
Diantara bala tentara-Mu
20.39 | Label: puisi | 0 Comments
Tak Perlu Alasan
Tak Perlu Alasan
Sanghyang Mughni Pancaniti
Cinta tak perlu alasan
Tapi disini semua alasan dibangun
Jika aku mencintamu karena kecantikan
Itu akan luluh dengan ketuaanmu
Jika aku cinta karena keturunanmu
Itu akan musnah dengan kepergian mereka
Jika aku cinta karena harta
Itu akan tiada dengan kesengsaraanmu
Sudahlah jangan tanya aku alas an
Mengapa aku mencintaimu?
20.37 | Label: puisi | 0 Comments
Komik sebagai Media Komunikasi Pembelajaran
Oleh Heru Dwi Waluyanto
ABSTRAK
Mahasiswa desain komunikasi visual dituntut mampu dan terbiasa berpikir kreatif serta berkomunikasi secara visual. Kedua hal ini sangat penting peranannya dalam proses penciptaan karya desain. Untuk itu, mahasiswa perlu diberdayakan kemampuan kreatifnya namun juga dimudahkan dalam cara belajarnya. Komik pembelajaran merupakan alternatif yang berfungsi untuk memecahkan masalah tersebut di atas.
Kata kunci: kreativitas, komik pembelajaran.
ABSTRACT
Visual Communication Design students should be able to think creative and communicate through visual. This two things are important during the process of creating a design. Students should be empowered their creative ability, but also they should be eased in the way they study. Comic as a media for learning is one alternative which is functioned to solve the problems above.
Keywords: creativity, learning comic.
PENDAHULUAN
Ditinjau dari segi aspek modalitas, komunikasi visual merupakan komunikasi yang menggunakan unsur dasar bahasa visual sebagai kekuatan utamanya dalam menyampaikan komunikasi. Unsur dasar visual tersebut ialah segala sesuatu yang dapat dilihat dan dapat dipakai untuk menyampaikan arti, makna, serta pesan dan medianya. Sedangkan sebagai bidang studi desain komunikasi visual adalah keilmuan terapan terintegrasi yang mengkaji konsep komunikasi dan ungkapan kreatifnya, beserta teknik dan medianya, untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual sehingga pesan terterima dan atau berfungsi sebagaimana tujuannya.
Pembelajaran desain komunikasi visual dalam tulisan ini merupakan tindakan yang mengupayakan seseorang belajar ilmu desain dengan cara memanfaatkan bahan ajar. Hasil akhir pembelajaran yang didapat adalah adanya perubahan meningkat sebagai akibat pemberian pengalaman memecahkan berbagai persoalan yang berkaitan dengan dunia desain komunikasi visual. Terlebih penting lagi, mahasiswa dapat memahami serta memiliki keterampilan suatu proses kreatif secara efektif serta bisa menghasilkan sebuah hasil karya yang mempunyai daya pemecahan masalah yang andal. Dengan demikian ahasiswa desain komunikasi visual minimal memiliki minat dan bakat dalam dunia desain komunikasi visual. Minat yang dimaksud meliputi: kemauan dan perasaan suka (enjoy) dan merasa ada panggilan terhadap tugas pekerjaannya. Sedangkan bakat meliputi: bagaimana seseorang mampu untuk mengekspresikan intuisi artistik estetisnya. Minat dan bakat dalam dunia desain menjadi modal dasar yang perlu dimiliki oleh mahasiswa tersebut. Di sini peranan intellectual skill menjadi sangat penting dalam sebuah pembelajaran pemecahan masalah, sedangkan psychomotor skill dapat dilatih secara intensif melalui pelatihan di dalam studio. Psychomotor skill lebih terfokus pada ketrampilan praktikal yang mengandalkan otot dan alat indera dengan respon terbimbing (tingkah laku yang teramati), respon mekanistis (terampil melakukan tindakan) dan respon kompleks (perbuatan terkait dengan pola gerakan).
Pembelajaran sebagai suatu sistem merupakan pengorganisasian berbagai komponen dalam upaya mentransformasi mahasiswa dari suatu kondisi yang lebih meningkat secara positif. Di sini yang paling berperan adalah dosen bersama mahasiswa. Mahasiswa dipandang sebagai subjek yang harus diberi kesempatan untuk berkemampuan mengembangkan dirinya sesuai dengan minat dan bakatnya. Pembelajaran dipandang sebagai proses komunikasi interaktif antara dosen dan mahasiswa, dalam suatu yang interaktif sehingga mahasiswa enjoy melakukan proses belajar. Untuk mencapai sasaran pembelajaran dibutuhkan banyak persyaratan dan kesiapan yang matang, baik kesiapan dosen sebagai pemicu pesan, maupun kesiapan mahasiswa sebagai perespon dan pengkontruksi pesan. Persyaratan dan kesiapan ini menyangkut materi, fisik dan psikis. Dalam hal ini materi meliputi bahan ajar dan medianya.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tidak semua desainer terbentuk lewat pendidikan formal di bidang desain. Para desainer yang menekuni profesinya ada yang memulai dengan mengandalkan kemampuan analitik matematis kemudian ditunjang dengan bakat atau belajar secara otodidik mengenai art lalu jadilah seorang desainer. Begitu pula sebaliknya, mereka mungkin memulai dari kemampuan lebih di bidang art lalu mendalami keterampilan analitis di bidang keilmuan yang relevan sehingga kemudian menjadi desainer. Diantara profesi desain itu ada yang membutuhkan kemampuan lebih di bidang analytic logical, ada yang lebih mengandalkan aestheticalnya. Semua tergantung atas tujuan dan fungsi karya. Meskipun demikian, apa pun tipe profesinya, mereka dituntut memiliki kemampuan kreatif yang tinggi.
Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pentingnya media yang berpotensi untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dalam pembelajaran desain. Dalam hal ini adalah perancangan komik sebagai media komunikasi visual pembelajaran.
PENTINGNYA KREATIVITAS
Manusia selalu mencari sesuatu yang baru dan untuk itu mengandalkan kreativitas dalam melakukan rekayasa desain. Kepekaan merancang sebuah desain lahir dari suatu proses kreatif yang mencari selling point sebuah produk dan merupakan lokomotif bagi sebuah produk baru. Sebagai contoh ada dua mobil yang memiliki teknologi sama tetapi keduanya diwujudkan dengan tampilan desain mobil yang berbeda. Mobil dengan rekayasa desain yang memiliki selling point yang lebih akan mengungguli lainnya. Kreativitas menciptakan nilai tambah pada sesuatu yang biasa. Kreativitas identik dengan harus beda (unique seling preposition); sementara itu, masalah fungsi itu juga merupakan suatu konsep dan keterampilan yang built-in dalam proses kreatif. Aspek kreatif pada unique selling preposition berorientasi pada keunggulan atau kelebihan produk yang tidak dimiliki oleh produk saingannya. Kelebihan tersebut juga merupakan sesuatu yang dicari atau dijadikan alasan bagi konsumen untuk menggunakan suatu produk.
Suatu produk baru dimulai dengan riset pasar. Konsep produk yang dipadukan dengan proses kreatif lahir dari desainer yang kreatif. Misalnya, Toyota menghasilkan lebih dari 50 desain pertahun, tetapi yang dipakai hanya 1 atau 2 desain yang baru, itupun diseleksi melalui proses pengujian terlebih dulu. Sebuah produk baru tidak berarti harus mengikuti selera masyarakat, kalau perlu harus berada di luar masyarakat itu sendiri untuk menghasilkan sesuatu kecenderungan (trend) yang baru. Sebuah proses kreatif tidak pernah berhenti, selalu muncul mobil yang lebih bagus dari yang lalu. Demikian juga komputer yang mengalami perkembangannya teknologi yang pesat. Kemampuan mendesain suatu produk tidak sekedar menggambar saja, tetapi mengabstraksikan apa yang belum ada dan ada keberanian meyakinkan orang bahwa produk yang disasar ini mempunyai selling point. Semua ini membutuhkan kemampuan kreatif dari sang desainer.
Kemampuan berpikir kreatif bagi sebuah penciptaan desain merupakan hal yang mutlak. Bagi seorang desainer kemampuan berpikir kreatif dan berkomunikasi secara visual penting untuk dikuasai. Paling sedikit terdapat empat ciri individu yang kreatif.1 Pertama, memiliki kelancaran dalam mengungkapkan gagasan; dalam hal ini secara kuantitas dapat mencurahkan gagasan-gagasannya dengan cepat dan lancar. Ciri yang kedua ialah kelenturan (fleksibelitas) berpikir atau memberi gagasan. Artinya, mampu untuk memberi gagasan yang beragam, bebas dari preseverasi. Ketiga, memiliki orisinalitas dalam berpikir atau menghasilkan gagasan yang unik dan langka. Kemampuan ini biasanya tampak pada kemampuan untuk melihat hubungan- hubungan baru atau membuat kombinasi-kombinasi baru antar berbagai macam unsur atau bagian. Makin banyak unsur yang dapat digabungkan menjadi satu produk atau gagasan kreatif makin orisinil pemikiran individu. Keempat, kemampuan untuk mengelaborasi yaitu kemampuan untuk mengembangkan dan memperkaya suatu gagasan.
Kompetensi individu kreatif dari seorang desainer menjadi sangat penting dalam mewujudkan karya desainnya, karena salah satu bentuk produk desain harus dipresentasikan atau dikomunikasikan ke orang lain dalam bentuk visual atau gambar-gambar yang kreatif. Kekreatifan tersebut penting, selain dibutuhkan fungsinya untuk meningkatkan daya tarik juga dimanfaatkan agar desain dapat menjalankan fungsinya secara efektif. Desain yang menarik dan efektif hanya dapat dihasilkan oleh individu yang kreatif. Desain komunikasi visual menyampaikan pesan visual maupun verbal secara kreatif. Aspek visual dan verbal dalam pesan tersebut terintegrasi dalam satu pesan tunggal. Keduanya melibatkan kemampuan berpikir visual dan verbal sekaligus.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas dapat lebih diperjelas lingkup antara integrasi pesan visual yang berupa gambar dengan komunikasi verbal. Komunikasi dengan cara visual merupakan proses yang berlangsung terus. Berpikir visual melibatkan gambaran, mata, otak dan tangan. Keterlibatan gambaran, mata, otak dan tangan terkait dengan pentingnya informasi yang perlu dimiliki, banyaknya informasi merupakan pengayaan dari gambaran yang terekam.
Kemampuan berkomunikasi secara visual kurang mendapat perhatian di sekolah-sekolah di Indonesia. Sebagai contoh, mata pelajaran menggambar di sekolah-sekolah di Indonesia hanya diberikan selama satu semester saja. Itupun masuk dalam mata pelajaran kesenian, dimana seni musik dan seni suara termasuk di dalamnya. Di negara maju pelajaran menggambar dipandang identik dengan pelajaran cara berpikir secara visual. Hal ini dapat dipahami karena dalam kenyataannya kemampuan berbahasa visual sangat diperlukan di era digital seperti sekarang ini. Dalam era yang serba ditandai dengan teknologi digital tersebut, segala sesuatu dipresentasikan secara visual. Alat-alat kedokteran yang dahulu menggunakan sistem analog sekarang menggunakan citra. Cockpit pesawat terbang yang dahulu demikian rumit dengan ratusan jarum penunjuk sekarang diganti dengan visual display. Kemampuan berbahasa secara visual, termasuk di dalamnya berpikir secara visual, sama pentingnya dengan kemampuan berbahasa secara verbal dan matematika.
PENGASAHAN KEPEKAAN KREATIF
Kemampuan kreatif dapat dikembangkan lewat berbagai metode. Apa pun metodenya, kegiatan pengembangan kreatif itu biasanya selalu ditandai oleh perlunya menghasilkan produk secara inovatif, orisinil, dan relevan. Dalam kegiatan pembelajaran desain bentuk pengembangan kreativitas itu dilakukan berbasiskan kemampuan mentransfer informasi ke dalam bentuk visual. Bentuk-bentuk pengasahan kreativitas, yang sekaligus digunakan untuk mengasah feeling dan insting tersebut, terkait dengan beberapa aspek antara lain aspek inderawi dan karakter.
Pengasahan kepekaan kreatif aspek inderawi dapat dilakukan melalui pelatihan penggambaran karakter suara, misalnya menggambarkan ledakan, suasana hening, ritme suatu musik tertentu, atau hiruk pikuk suatu keributan. Pelatihan lainnya dapat diperoleh lewat aspek indera peraba (misalnya tekstur kasar-lembut), indera pengecap (misalnya rasa pedas-asam) serta sistem penanda (misalnya rambu-rambu lalu lintas) dan karakter pribadi (misalnya galak, ramah, sibuk). Pelatihan-pelatihan ini ditujukan untuk melakukan eksplorasi untuk menemukan alternatif sebanyak-banyaknya dari suatu karakter tertentu. Produk yang dihasilkan dari aktivitas belajar tersebut diukur menurut cirri-ciri kekreatifan yang melekat di dalamnya. Ciri-ciri produk yang dihasilkan tersebut paling tidak memenuhi beberapa indikator antara lain (a) inovatif, (b) orisinil, dan (c) relevan. Lewat kegiatan pelatihan ini kreativitas didorong dan ditumbuhkan agar aktif dan produktif. Hasil pembelajaran ini pada gilirannya dapat diimplementasikan pada perancangan desain sesuai dengan konteks fungsi dan isi pesan dalam desain yang bersangkutan. Gambar 1 dan Gambar 2 menyajikan contoh implementasi aplikasi kepekaan kreativitas tersebut.
Pada jenis musik rock (Gambar 1) kecenderungan pemilihan huruf pada desain cover cenderung berkesan dinamis, ini sesuai dengan karakter ritme musik rock itu sendiri. Sementara itu, jenis musik jazz (periksa Gambar 2) dipresentasikan lewat huruf yang relevan dengan karakter musik jazz yaitu dinamis, eksklusif, dan sangat spesifik. Aplikasi pada cover CD tersebut adalah sebuah asah kreativitas pada penerapan desain komunikasi visual, karena sebuah perancangan karya desain tentu tidak lepas dari sensasi indera dan perasaan manusia.
Sumber : static.turricanforever
Gambar 1. Kings of Metal, MANOWAR, Cover CD musik rock
Gambar 2. The Chris Bitten Project, SMOOTH JAZZ. Cover CD musik
Semua latihan yg dilakukan di atas dapat mengasah kreativitas penerapan desain komunikasi visual, karena sebuah perancangan karya desain tentu tidak lepas dari sensasi indera dan perasaan manusia. Seperti yang telah dijelaskan di atas, visualisasi yang merujuk pada sensasi inderawi, karakter/sifat, maupun suasana dapat mengasah kreativitas dalam semua penerapan desain komunikasi visual. Di bidang informasi teknologipun dikembangkan teknologi seperti telepon, radio, ponsel untuk suara, SMS untuk verbal, MMS untuk multimedia, televisi untuk visual dan suara, internet dan sebagainya.
MEMICU KREATIVITAS DENGAN KOMIK
Menurut Pranata, seseorang akan belajar secara maksimal jika berinteraksi dengan stimulus yang cocok dengan gaya belajarnya. Dengan demikian, mahasiswa desain komunikasi visual akan dapat belajar secara maksimal jika yang bersangkutan belajar dengan memanfaatkan materi atau media yang bersifat visual. Materi atau media yang bersifat visual tersebut antara lain dapat berbentuk peta (maps), diagram, poster, komik, dan media belajar berbasis komunikasi visual lainnya. Komik sebagai media pembelajaran merupakan salah satu media yang dipandang efektif untuk membelajarkan dan mengembangkan kreativitas mahasiswa desain komunikasi visual 2.
Seperti diketahui, komik memiliki banyak arti dan debutan, yang disesuaikan dengan tempat masing-masing komik itu berada. Secara umum, komik sering diartikan sebagai cerita bergambar. Scout McCloud memberikan pendapat bahwa komik dapat memiliki arti gambar- gambar serta lambang lain yang ter-jukstaposisi (berdekatan, bersebelahan) dalam urutan tertentu, utuk menyampaikan informasi dan/atau mencapai tanggapan estetis dari pembacanya. Komik sesungguhnya lebih dari sekedar cerita bergambar yang ringan dan menghibur3. Komik bukan cuma bacaan bagi anak-anak. Komik adalah suatu bentuk media komunikasi visual yang mempunyai kekuatan untuk menyampaikan informasi secara popular dan mudah dimengerti. Hal ini dimungkinkan karena komik memadukan kekuatan gambar dan tulisan, yang dirangkai dalam suatu alur cerita gambar membuat informasi lebih mudah diserap. Teks membuatnya lebih dimengerti, dan alur membuatnya lebih mudah untuk diikutidan diingat. Dewasa ini komik telah berfungsi sebagai media hiburan yang dapat disejajarkan dengan berbagai jenis hiburan lainnya seperti film, TV, dan bioskop. Komik adalah juga media komunikasi visual dan lebih daripada sekedar cerita bergambar yang ringan dan menghibur. Sebagai media komunikasi visual, komik dapat diterapkan sebagai alat bantu pendidikan dan mampu menyampaikan informasi secara efektif dan efisien. Seperti diketahui, gaya belajar terdiri atas gaya visual, gaya auditori, dan gaya keptik. Gaya belajar visual merupakan gaya belajar yang lebih mengandalkan indera visual untuk menyerap informasi. Mahasiswa desain komunikasi visual diduga cenderung memiliki gaya belajar visual. Kecenderungan ini terbentuk karena dalam kesehariannya mahasiswa yang bersangkutan lebih berinteraksi dengan objek visual.
Komik sebagai media berperan sebagai alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Komik sebagai media pembelajaran merupakan alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam konteks ini pembelajaran menunjuk pada sebuah proses komunikasi antara pebelajar (mahasiswa) dan sumber belajar (dalam hal ini komik pembelajaran). Komunikasi belajar akan berjalan dengan maksimal jika pesan pembelajaran disampaikan secara jelas, runtut, dan menarik. Pesan pembelajaran yang baik memenuhi beberapa syarat. Pertama, pesan pembelajaran harus meningkatkan motivasi pebelajar. Pemilihan isi dan gaya penyampaian pesan mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada pebelajar. Kedua, isi dan gaya penyampaian pesan juga harus merangsang pebelajar memproses apa yang dipelajari serta memberikan rangsangan belajar baru. Ketiga, pesan pembelajaran yang baik akan mengaktifkan pebelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong pebelajar untuk melakukan praktik-praktik dengan benar.
Mahasiswa desain komunikasi visual tingkat awal rata-rata belum memiliki pengetahuan bahkan gambaran yang memadai mengenai proses membuat komik. Untuk itu, seorang mahasiswa mengolahnya sebagai karya tugas akhir. Karakter yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan sasaran pembacanya. Olahan pesan diungkapkan dalam bentuk alur bingkai yang runtut dengan gambar yang bergaya pop serta dengan menggunakan bahasa yang jelas, ringkas, dan biasa digunakan dalam bahasa sehari-hari (periksa Gambar 3). Gambar 3 merupakan cuplikan komik tentang bagaimana cara memecahkan masalah apabila dalam membuat komik terjadi kesalahan dalam meninta sehingga merusak panel dan gambar, bagaimana menggunakan penggaris, bagaimana menjaga agar karya tetap aman terhindar dari kotor, serta bagaimana tracing sketsa gambar sebelum rendering. Komik yang dibuat oleh mahasiswa jurusan desain komunikasi visual dimaksudkan untuk memberikan tutorial membuat komik gaya Shoujo Manga secara mudah dan menyenangkan. Tujuan dibuatnya komik sebagai sumber belajar ini adalah untuk memberikan pengetahuan tentang bagaimana membuat script komik yang baik, mudah diaplikasikan, dan dapat memotivasi pebelajar untuk berlatih membuat komik. Penyajian bahan ajar seperti ini tampaknya cocok sebagai media ajar bagi para mahasiswa desain komunikasi visual yang pada dasarnya tertarik dan menggemari gambar- gambar. Selain dapat memotivasi sesama rekan mahasiswa untuk berkreasi, pemecahan masalah belajar melalui rekayasa desain seperti ini merupakan salah satu bentuk pengembangan kreativitas yang efektif.
Sumber : Karya Tugas Akhir mahasiswa desain komunikasi visual berjudul Perancangan Buku Panduan
Pembuatan Komik Gaya Shoujo Manga
Gambar 3. Tutorial pembelajaran Komik sebagai buku ajar mahasiswa desain komunikasi visual.
Sementara itu Gambar 4 merupakan cuplikan komik tentang tutorial penggunaan software PhotoShop. Komik yang dibuat oleh mahasiswa jurusan desain komunikasi visual ini telah membantu sesama mahasiswa desain komunikasi visual di Universitas Kristen Petra dalam mempelajari PhotoShop secara lebih mudah, praktis dan menyenangkan. Komik-komik sebagai buku ajar semacam ini tampaknya perlu dikembangkan. Berbeda dengan komik-komik hiburan, komik-komik bahan ajar membutuhkan kreativitas lebih dalam menyampaikan pesan agar tampak lebih jelas, memudahkan dalam belajar, serta menyenangkan.
Model pembelajaran dengan komik merupakan sejenis alat berpikir untuk memecahkan masalah kreatif dalam desain komunikasi visual. Dalam pengembangan kreativitas desainer tidak cuma dituntut terampil mengekspresikan diri, namun juga dituntut agar mampu mengkomunikasikan gagasan secara lebih jelas, memudahkan, dan menyenangkan.
Sumber: Karya Tugas Akhir mahasiswa desain komunikasi visual yang berjudul Perancangan Buku
Panduan Pengolahan Komik Dengan Bantuan Teknik Software Adobe
Gambar 4. Tutorial pembelajaran Komik sebagai buku ajar mahasiswa desain komunikasi visual
SIMPULAN
Dalam sebuah pembelajaran desain komunikasi visual, seseorang belajar keilmuan desain dengan cara merespon dan memproses bahan ajar. Hasil yang diharapkan adalah adanya perubahan kemampuan yang lebih meningkat. Melalui pembelajaran yang cocok dengan karakteristik dan kebutuhan mereka, mahasiswa desain komunikasi visual akan lebih termotivasi untuk belajar. Seperti halnya media komik pembelajaran, media ini ternyata bisa menjadi sebuah alat bantu dalam pendidikan desain karena diduga akan lebih mampu menyampaikan informasi secara efektif dan efisien karena cocok dengan karakteristik dan kebutuhan mahasiswa desain komunikasi visual.
Komik merupakan alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Sebagai sebuah media, pesan yang disampaikan lewat komik biasanya jelas, runtut, dan menyenangkan. Untuk itu, media komik berpotensi untuk menjadi sumber belajar. Dalam hal ini, komik pembelajaran berperanan sebagai alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Jika ditinjau dari aspek fungsi perekayasaan komik pembelajaran, akan tampak bahwa ternyata sesuatu yang serius dan rumit bisa dibuat secara lebih gamblang dan menyenangkan. Penggunaan komik seperti ini akan memudahkan serta memudahkan pebelajar dari kesulitan dalam memahami mata kuliah yang diberikan oleh dosen. Kondisi ini mestinya mendorong dosen untuk melakukan inovasi dalam perancangan media pembelajaran; pemecahan masalahnya antara lain dengan merekacipta media pembelajaran menyenangkan bagi mahasiswanya.
__________________________
1
Utami Munandar, Kreativitas dan Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999.
2
Mulyadi Pranata, Ceramah Desain Berbasiskan Kecerdasan Visual, Jurnal Nirmana. Vol.5 No. 2 Surabaya, 2003, Pusat Penelitian UK Petra.
3
Scout McCloud, Understanding Comic, Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta, 2001, p. 9.
KEPUSTAKAAN
Jerrold E Kemp, Proses perancangan pengajaran, Bandung, Penerbit ITB, 1994
Munandar, Utami. Kreativitas dan Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999.
Pranata, M. 2003. Ceramah Desain Berbasiskan Kecerdasan Visual. Jurnal Nirmana. Vol. 5, No. 2 Surabaya: Pusat Penelitian UK Petra.
McCloud, Scout, Understanding Comic Jakarta. Kepustakaan Populer Gramedia, 2001.
Karpet Biru, “Komik”, Mikon Diffy 22 Desember 2001, http://mikon.diffy.com/mikon/artikel4.htm
20.35 | Label: komunikasi | 0 Comments
Komunikasi
Dunia semakin cepat berubah, dalam dua dasawarsa terakhir perkembangan teknologi sudah demikian pesatnya memberikan dampaknya yang menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Salah satu hal yang berkembang sangat pesat dan menjadi pemicu dari perkembangan yang ada adalah komunikasi.
Nah, dalam perkembangan terakhir dimana dunia informasi menjadi sangat penting dalam aspek kehidupan, maka komunikasipun akhirnya tidak dapat ditawar lagi dan menjadi bagian yang sangat penting dalam melengkapi kehidupan manusia.
Metode, fasilitas dan perangkatnya pun sudah berkembang maju sedemikian modernnya sehingga sekarang dunia seakan tidak ada batas lagi, manusia dapat berhubungan satu-sama lain dengan begitu mudah dan cepatnya.
Komunikasi adalah sebuah proses interaksi untuk berhubungan dari satu pihak ke pihak lainnya, yang pada awalnya berlangsung sangat sederhana dimulai dengan sejumlah ide-ide yang abstrak atau pikiran dalam otak seseorang untuk mencari data atau menyampaikan informasi yang kemudian dikemas menjadi sebentuk pesan untuk kemudian disampaikan secara langsung maupun tidak langsung menggunakan bahasa berbentuk kode visual, kode suara, atau kode tulisan.
Tao () yang juga mengalami perkembanganNya pun tidak luput dari pengaruh kemajuan perkembangan informasi dan komunikasi yang ada. Harus diakui bahwa kemudahan dan kecepatan komunikasi yang ada sekarang ini memang sangat membantu dan mempermudah serta mendukung perkembangan dan kemajuan Tao yang ada sekarang ini.
Tetapi harus kita ingat juga bahwa Tao itu adalah hal yang sangat "luar biasa" dan mempunyai sifat keunikanNya yang Agung sehingga mungkin sudah bukan rahasia pula diantara kita semua bahwa Tao itu dianggap bukan sesuatu yang dapat dengan mudah "dimengerti" semua orang, apalagi untuk ditransfer dengan gampang dan cepatnya walaupun menggunakan alat semodern apapun.
Tao jika dipandang secara komplek maka akan lebih kompleks dari kemampuan kita melihatnya, akan tetapi Tao jika dipandang secara sederhana maka akan sangat sederhana melebihi kesederhanaan yang mampu kita bayangkan.
Oleh karena itu saya sangat tidak setuju dengan adanya pendapat bahwa Tao itu tidak dapat dikomunikasikan. Hanya saja memang untuk mengkomunikasikanNya itu bukanlah hal yang mudah juga.
Dalam mengkomunikasikan Tao (), mau tidak mau kita harus memiliki juga dasar-dasar kemampuan berkomunikasi yang memadai agar dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien.
Berkomunikasi Secara Efektif dan Efisien
Begitu kompleksnya hal dan permasalahan yang lalu-lalang dalam lalulintas informasi yang ada sekarang ini, akhirnya menuntut adanya suatu cara-cara atau sistim berkomunikasi yang efektif dan efisien , demikian pula didalam Tao. Apalagi semua referensi dan sumber-sumber informasi Tao itu berasal dari bahasa Mandarin , sehingga memerlukan proses penterjemahan sehingga terkadang arti dan makna pengertian-pengertian yang ada tidak dapat ditransfer secara keseluruhan secara menyeluruh. Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan berkomunikasi yang efektif dan efisien , yang membutuhkan kemampuan-kemampuan tambahan seperti : adanya kemampuan bahasa mandarin dan bahasa Indonesia yang memadai dan berimbang , pengertian Taonya, pengetahuan Taonya, perbendaharaan kata-katanya, dll.
Dengan adanya kemampuan tambahan tersebut dan disertai pengalaman serta teknik berkomunikasi yang baik, lancar dan sopan, maka diharapkan seorang Taoyu ( ) dapat mengkomunikasikan Tao pada yang lain secara efektif dan efisien yaitu dapat diserap oleh penerimanya dengan tepat dan benar serta padat dan singkat.
Hambatan-Hambatan Komunikasi
Dalam praktek berkomunikasi biasanya seseorang akan menemui berbagai macam hambatan yang jika tidak dapat ditanggapi dan disikapi secara tepat akan membuat proses komunikasi yang terjadi menjadi sia-sia karena pesan tidak tersampaikan atau yang sering terjadi adalah terjadinya penyimpangan. Adapun hal-hal yang sering terjadi adalah karena ketidakmampuan seorang penyampai pesan dalam:
- Berkomunikasi sesuai tingkatan bahasa para pendengarnya.
Seorang pedagang makanan yang hanya lulusan SMP tentunya akan kesulitan mengerti pembicaraan seorang sarjana teknik yang berbicara menggunakan istilah-istilah tekniknya. - Mengerti keinginan arah pembicaraan dari para pendengarnya.
Sekelompok remaja SMA tentunya wajar jika tidak tertarik pada pembicaraan mengenai permasalahan bagaimana merawat dan mendidik balita yang disampaikan seorang ibu rumah tangga. - Mengerti kelas sosial para pendengarnya.
Sekelompok petani didesa tentunya tidak mengerti dan tidak tertarik pada pembicaraan seorang pialang mengenai perdagangan saham. - Memahami latar belakang serta nilai-nilai yang dipegang teguh para pendengarnya.
Seorang ahli presentasipun akan sangat kesulitan menembus dan merubah "kekebalan" (kekeras-kepalaan) pendapat seorang individu apalagi kelompok masyarakat yang mengkonsumsi makanan pokok nasi menjadi gandum, kentang atau lainnya walaupun didukung "bukti-bukti dan alasan yang kuat dan benar".
Bagaimana dan seperti apa sudut maupun cara pandang seseorang terhadap apa yang didengar, dilihat atau dimengerti sangatlah di bentuk oleh latar belakang dan pengalaman pribadi perorangan.
Oleh karena itu dalam berkomunikasi apalagi mengenai masalah Tao, adalah sangat bijak jika seorang Taoyu-pun dapat mengkomunikasikan Tao-nya dengan baik (benar dan tepat) dengan fleksibilas yang tinggi (kemampuan yang sangat luwes) sesuai takaran-takarannya secara proporsional (sesuai pada orang lain dan sesuai diri sendiri).
Demikian pembahasan masalah berkomunikasi ini secara singkat. Semoga apa yang disampaikan dapat bermanfaat bagi semuanya. Tentunya masih banyak lagi, hal mengenai permasalahan komunikasi yang dapat dibahas pada kesempatan yang lain.
20.34 | Label: komunikasi | 0 Comments
Panji Gumilang
WAWANCARA: Setelah lebih sepuluh tahun reformasi, menurut Syaykh Panji Gumilang, bangsa ini telah mendapatkan nilai kebebasan. Tinggal nanti kita bersama-sama (bangsa), membuat fakta sosial. Sehingga fakta sosial itulah nanti yang mengerem kebebasan kita, bukan kita sendiri, tapi fakta sosial. Artinya, apa yang kita buat, kesepakatan a,b,c,d, sepakat, ketuk palu, nah itulah nanti yang membatasi.
Pembangunan demokrasi dan good governance, menjadi topik ketiga dalam Wawancara TokohIndonesia.com dan Majalah Berita Indonesia dengan Syaykh Panji Gumilang. Di bidang demokrasi, kita sudah ada kemajuan dari yang tidak mengenal memilih presiden secara langsung, menjadi mengenal. Kemudian kalau dianggap benar memilih bupati, langsung. Alaupun Syaykh berpandangan bahwa pemilihan gubernur dan bupati itu tidak harus dilakukan secara langsung, karena UUD 1945 hasil amandemen hanya mengamanatkan dipilih secara demokratis. Jadi bisa saja dipilih oleh DPRD.
Sebab pemilihan kepala daerah langsung itu juga menghabiskan dana besar dan boros. Bahkan memunculkan pikiran break even point-kah atau tidak? Jadi kalau pemilu atau pilkada terutama misalnya sudah melakukan politik uang, bagaimana si bupati atau gubernurnya tidak melakukan korupsi? ”Itulah makanya, tidak terjadi keseimbangan moral kalau sudah seperti itu yang dilakukan. Itu ‘kan namanya jual beli. Orang jual beli itu atau orang dagang berpikir, break even point (BEP). Iya, kadang-kadang macam-macam yang dilakukan. Kalau sudah melewati batas, itu apa namanya?
Berikut ini petikan wawancara dengan Syaykh Panji Gumilang perihal pembangunan demokrasi.
Mengenai pembangunan demokrasi Indonesia yang sudah 10 tahun memasuki fase yang sangat demokratis bahkan euforia setelah reformasi. Kalau Syaykh melihatnya kemajuan apa yang dicapai Indonesia dalam proses reformasi dengan euforia yang sedemikan rupa?
Kalau saya menilai dalam bentuk positif thinking bahwa kemajuan bangsa ini, satu ada nilai kebebasan yang didapatkan. Itu yang mahal. Jadi nilai kebebasan dari segala lapisan. Adapun umpama itu dikatakan euforia dan lain sebagainya. Kan tinggal meletakkan, bukan pembatasan ya, kesepakatan bersama yang berbentuk undang-undang. Tapi nilai kebebasan itu sudah dimiliki. Itu yang positif thinking-nya.
Ada pun perubahan-perubahan yang kita kaget-kaget sedikit, sikap-sikap yang mengejutkan, itu mungkin masih dalam batas kewajaran. Karena, apa? Terlalu lama belum bebas . Sehingga sudah memiliki kebebasan tapi belum menganggap itu bebas. Nah, sekarang mungkin sudah merasa. Rasa terlalu bebas itu akan tumbuh dari dinamika berpikir masyarakat itu sendiri. Dan sekarang mulai menyimpulkan, kebebasan yang dia miliki. Wah, saya koq terlalu bebas, ini koq terlalu begini. Nah, dinamika bangsa itu seperti begitu. Maka, kalau diberi kebebasan jangan dipotong lagi kebebasan itu.
Jadi, bangsa ini sudah memiliki kebebasan, itu salah satu kemajuan yang dicapai. Hal lain?
Itu yang paling inti. Tinggal nanti kita bersama-sama, bangsa membuat fakta sosial. Sehingga fakta sosial itulah nanti yang mengerem kebebasan kita, bukan kita sendiri, tapi fakta sosial. Artinya, apa yang kita buat, kesepakatan a,b,c,d, sepakat, ketuk palu, nah itulah nanti yang membatasi.
Dalam suatu aturan main?
Ya, aturan main.
Dan itu berkaitan dengan proses demokratisasi dan dalam 10 tahun bagaimana Syaykh melihat proses demokratisasi itu?
O, ya. Sangat berkaitan. Itupun sudah ada kemajuan dari yang tidak mengenal, memilih presiden secara langsung, mengenal. Kemudian kalau dianggap benar memilih bupati, langsung. Jadi mengenal, kalau itu dianggap benar. Akan ada pengenalan-pengenalan itu, tapi ‘kan dinamik, tidak statis. Dan tidak boleh itu dikatakan gagal atau berhasil.
Tapi suatu proses dan sudah memasuki fase pengenalan yang akan nanti masuk pada fase berikutnya?
Iya, pada fase pilihan yang pasti.
Kemudian pemilu baru berlangsung, baik legislatif maupun presiden. Dan berjalan dengan baik dari rakyatnya sendiri. Tapi kelihatannya KPU-nya disimpulkan tidak profesional oleh Mahkamah Konstitusi, sebuah lembaga negara yang berkompoten untuk memberi penilaian. Kalau menurut pandangan Syaykh sendiri, mengamati jalan pemilu itu, sebagai salah satu bagian dari proses demokrasi itu tadi yang baru kita alami ini, apa pandangan Syaykh?
Satu, sudah selamat selesai. Tidak banyak goncangan. Yang menang disetujui, yang kalah mengakui. Itu ‘kan nilai akhir. Adapun dalam proses terjadi a,b,c,d, itu namanya diplomasi demokrasi, tapi ujungnya yang kalah mengakui kemenangan yang menang. Kemudian yang menang juga menyampaikan terimakasih pada yang kalah karena kekalahan itu adalah dukungan kemenangannya. Kemudian masih mengajak kerjasama di seluruh lapisan. Ini dalam pandangan positif itu ‘kan selesai. Adapun panitianya dianggap tidak profesional dan sebagainya, kalau yang menganggap lembaga resmi, ya sudah terserah.
Kalau Syaykh sendiri?
Nah, saya tidak terlalu mendalami, haha…
Kemudian ada anggapan proses demokratisasi kita ini, belum membangun kesadaran berdemokrasi, sudah melaksanakan tapi tidak menanamkan kesadaran berdemokrasi, sehingga dinilai karena biayanya besar, malah dianggap boros. Disamping itu, kesadaran berdemokrasi itu tidak terbangun sedemikian rupa, karena banyaknya politik uang. Bagaimana Syaykh melihat ini?
Sesungguhnya demokrasi di Indonesia ini berjalan. Dan politik uang itu sesungguhnya juga bukan dari rakyat. Artinya, rakyat itu bisa jadi minta uang karena memang dikasih. Yang tadinya rakyat tidak minta, juga dikasih, maka terbiasa. Jadi sesungguhnya ini efek dari segala pihak.
Jadi justru kesadaran berdemokrasi di kalangan elit yang buruk?
Mungkin seperti itu, jawabannya. Karena apa? Rakyat itu dikasih ya memilih, nggak dikasih ya memilih juga. Jadi bukan politik uang sesungguhnya itu. ‘Kemampuan’ untuk berpolitik tidak terlalu tinggi. Kalau rakyat sudah milih siapa. Ya nanti, pada waktunya semua akan memilih. Nah, sekarang kamu dikasih, siapa yang menolak? Kalau nggak dikasih, nggak apa. Nggak apa pun kalau nggak dikasih.
Oh, itu berarti rakyat sudah punya kesadaran?
Nah itu, sekarang tinggal yang mengasih ini koq mau ngasih. Karena takut bertarung. Berarti belum percaya diri. Tapi rakyat tidak menyaratkan.
Tapi, menurut Syaykh, kalau politik uang ini masih berlanjut dalam pemilu-pemilu yang akan datang, bagaimana kita mau membangun negara ini menjadi sebuah negara demokrasi yang memang sungguh-sungguh demokratis?
Tapi ‘kan tidak bisa serta merta. Ya, mungkin sekarang, peserta politikusnya atau praktisi-praktisi politik yang akan menjadi anggota itu belum terlalu percaya diri. Atau partai-partai politik juga belum terlalu percaya diri. Suatu saat akan tumbuh generasi-generasi baru.
Apa yang harus dilakukan kira-kira untuk memotong atau paling tidak mengurangi itu?
Dipotong, ya tidak mungkin dipotong. Jadi nanti akan ada generasi yang mengisi lembaga politik itu, baik itu partai apalagi itu namanya pemimpin yang kesadarannya meningkat. Kemudian memberikan didikan kepada konstituen politiknya. Sekarang ‘kan belum ada itu, partai mendidik konstituennya. Atau partai yang mendidik anggota partainya. Itu belum ada.
Jadi nanti kalau itu sudah ada, ada kaderisasi partai, ada informasi-informasi yang rutin dari partai kepada anggotanya. Ada pembinaan-pembinaan secara ekonomi kepada anggotanya. Itu nggak terjadi. Ini belum dilakukan.
Yang jelas dalam pandangan Syaykh, politik uang itu sangat merusak demokrasi?
Iya, kalau namanya membeli orang dengan harga tertentu, itu tidak etis, yang pertama. Jadi secara moral itu tidak terdukung. Kalau secara moral tidak terdukung, apa saja namanya itu. Jadi yang paling bagus itu, membangun kesadaran anggota partai. Tidak hanya pada waktu pemilu, tapi sepanjang masa. Mendidik lagi walaupun tidak ada sekolahannya gitu, tidak ada wujud unit sekolah itu. Nah itu terus, pendekatan. Jadi kampanye sepanjang masa.
Jadi kalau pemilu atau pilkada terutama misalnya sudah melakukan politik uang, bagaimana si bupati atau gubernurnya tidak melakukan korupsi?
Itulah makanya, tidak terjadi keseimbangan moral kalau sudah seperti itu yang dilakukan. Itu ‘kan namanya jual beli. Orang jual beli itu atau orang dagang berpikir, break even point (BEP). Iya, kadang-kadang macam-macam yang dilakukan. Kalau sudah melewati batas, itu apa namanya?
Jadi kalau sudah bupati atau gubernur berpikir (BEP) bagaimana ya?
Iya begitulah. Itu pasti, kalau memang mengeluarkan modal.
Jadi proses demokrasi berbuntut juga ke ekonomi dan penyelenggaraan pemerintahan yang tidak benar. Itu mempersubur korupsi?
Mempersubur tindakan yang tidak bermoral.
Termasuk korupsi?
Satu di antaranya. Tidak bermoral.
Kalau melihat pemberantasan korupsi yang sudah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir, kita agak bersemangat adanya KPK. Kalau menurut Syaykh sendiri, sudah setingkat mana pemberantasan korupsi hari ini di Indonesia?
Kalau yang sudah berjalan, ya kita katakan tadi sudah menyemangatkan kita. Tapi ‘kan belakangan ini saling periksa. Nggak tau itu bagus apa tidak, tapi saling periksa. Tatkala saling periksa orang tidak bicara lagi memberantas korupsi, saya sedang diperiksa. Jadi mempertahankan diri yang dipikirkan. Iya mandek.
Tapi menurut Syaykh, seseorang yang diberi mandat dan sudah lebih dulu dinilai sebagai seorang pemberantas korupsi. Tapi justru melakukan korupsi, ibarat seorang pendeta atau ustad justru pelaku dosa yang terbesar gitu ya. Kalau seorang pencuri mencuri, itu semua orang sudah tahu?
Sudah wajar.
Berlagak pendeta atau ustad, tapi malah mencuri! Bagaimana pandangan Syaykh tentang saling periksa ini, orang yang sebenarnya ditugaskan untuk memberantas koruspi, tapi malah saling tuduh dan saling periksa?
Ya itu tadi, moral. Jadi harus ada pendalaman moral masing-masing. Inilah yang kembali kepada nilai-nilai dasar terus dikumandangkan, karena masih seperti itu.
Dalam proses supaya kita yakin lembaga ini memberantas korupsi, itu diawali dari proses seleksi orang-orangnya. Bagaimana menurut Syaykh seleksi ini seharusnya dilakukan?
Yang satu, punya integritas yang jelas. Setelah integritas yang jelas, punya pengalaman untuk masuk ke dalam proses mengetahui bahwa itu berbuat atau tidak berbuat. Terus tadi karena integritas diri itu termasuk moral yang mumpuni itu. Terus mempunyai kemampuan untuk membuktikan, ditetapkan oleh pilihan. Pilihan oleh, biasanya ’kan DPR.
Sesudah ada tim seleksi, diserahkan ke DPR untuk uji kelayakannya dan memilih?
Itu sesungguhnya teknis-teknis yang seperti itu penting tidak penting. Tapi yang paling penting, manusia yang tampil itu, ya, punya integritas dan moralitas yang utuh.
Atau, DPR itu sebuah lembaga politik dan apakah proses memilih itu terpengaruh, karena mereka juga pelaku korupsi gitu ya?
Kan tidak semua. Ya, tapi buktinya kan dikontrol oleh lembaga KPK. Bagus itu. Jadi kalau masih dalam pembelajaran, itu segala macam masih mungkin terjadi.
Atau perlu dicari cara lain. Menurut Syaykh bagaimana cara menyeleksi?
Ini yang agak sulit memberikan jawaban. Karena semua sudah ditempuh dan kita rasakan semua baik oleh semua lingkungan pada waktu pemilihan itu, dikatakan baik cara itu. Tapi masih juga ada kesalahan. Jadi individu dalam memegang sesuatu itu goncang.
Jadi, jangan-jangan nanti KPK ini menjadi begitu, lumpuh?
Terus siapa nanti yang memberantas korupsi. Kalau ada nada seperti itu, ya kita bertanya, lantas siapa? Dulu kan nggak ada, terus diadakan, terus dianggap nggak perlu.
Ya, karena mereka juga korupsi?
Ya, mestinya dipertahankan, diperbaiki. Kalau tidak ada undang-undang yang mendukung, ya dibuat undang-undang. Kalau ada lembaga yang tertinggi, itu ‘kan undang-undang. Nanti buat undang-undang lagi bahwa KPK ini tertinggi, bisa berbuat apa, lagi.
Masih perihal demokrasi, banyak juga pendapat mengenai pemilihan bupati dan gubernur. Karena rata-rata setiap empat hari ada pemilihan di Indonesia, baik bupati atau gubernur. Ada pendapat agar pemilihan bupati dan gubernur dilakukan oleh DPRD sajalah, nggak usah pemilihan langsung. Kalau Syaykh sendiri bagaimana pandangannya?
Harus kembali ke Undang-Undang Dasar. Ada nggak Undang-Undang Dasar yang bupati atau gubernur itu dipilih langsung. Sepengetahuan saya dalam Undang-Undang Dasar yang dipilih langsung itu anggota legislatif kemudian presiden. Kalau kepala daerah, baik tingkat I maupun II itu, dipilih secara demokratis, itu saja. Jadi kalau ada yang mengatakan dipilih oleh anggota DPRD itu juga demokratis. Karena DPRD-nya sudah di seleksi. Nah kalau pertimbangannya segala macam tadi itu, relatif. Tapi kalau Undang-Undang Dasar jelas tidak mengatakan dipilih langsung.
Salah satu dari lingkaran masalah, mengenai Undang-Undang Dasar, bagaimana menurut pendapat Syaykh tentang amandemen-amandemen yang bisa balik-balik lagi?
Sekarang kita masih memegang pada yang ada. Jadi jangan berpikir yang akan diubah, akan diubah. Yang ada itu, seperti begitu. Dulu kan juga Undang-Undang Dasar 1945, sekian panjang tahun tidak pernah diubah, takkala ada omongan sedikit mau mengubah, kan nggak tahan itu orangnya. Nah sekarang sudah berjalan seperti ini dengan perubahan, seperti itu, konteks dengan pilihan kepala daerah tadi, itu satu klausul pun tidak ada yang mengatakan kepala daerah dipilih langsung, ngak ada. Jadi wajar-wajar saja, kalau ada yang berpendapat dipilih oleh DPRD I atau DPRD II, wajar.
Menurut Syaykh sendiri, mana yang dipilih, apakah dipilih langsung atau oleh DPRD?
Kalau saya kan hanya seorang.
Dari pikiran Syaykh?
Iya, kalau dalam bahasan undang-udangnya itu secara demokratis, nah dipilih oleh anggota DPRD juga demokratis.
Ada juga usulan pemilihan kepala-kepala daerah itu dipilih langsung oleh rakyat bersamaan dengan pemilihan presiden?
Itu teknis, boleh-boleh saja. Ada nggak itu, Undang-Undang Dasar-nya. Kalau nggak ada?
Kan bisa diadain undang-undangnya, diamendemen lagi?
Bukan, jangan undang-undang. Jadi karena itu bunyi Undang-Undang Dasar-nya secara demokratis, maka bisa dibuat undang-undang penjabaran demokratis itu apa. DPRD sudah punya hak memilih, alasanya apa. Nanti ‘kan bisa adu argumen.
Karena DPRD sudah dipilih oleh rakyat?
Oleh rakyatkah, apakah. Tapi yang pro kesitu. Tapi kalau saya ditanya, selama Undang-Undang Dasar tidak mengikat, untuk apa cari sulit-sulit.
Karena pemilihan kepala daerah itu juga menghabiskan dana besar?
Bukan besar lagi.
Boros…?
Ya, bukan besar lagi, bukan boros lagi. Itulah nanti berpikir break even point –kah? Akan bisa berlomba-lomba nanti partai itu, memenangkan di satu daerah. Kalau daerah itu sudah dimenangkan oleh partai tertentu, ‘kan oh, sudah jelas nanti yang berkuasa di daerah itu partai ini. Kan enak sekali itu, wong nggak demokratis, mana yang menunjukkan nggak demokratis. Rakyat memilih wakil, wakil itu yang memilih bupati dan gubernur. Kalau nanti presidennya begitu, Undang-Undang Dasar-nya mengatakan dipilih langsung.
Bagaimana pendapat Syaykh tentang adanya suara segelintir orang supaya Undang-Undang Dasar 1945 yang orisinil itu kembali diberlakukan?
Kalau kembali ke sana, mungkin bisa, dan mungkin juga tetap ini. Karena, dulu niat untuk mengubah itu dengan sebuah cita-cita, sebuah perbaikan. Nah sekarang, belum berjalan satu abad sudah diubah. Perubahan dilakukan setelah 52 tahun, setengah abad, Jadi mengujinya kurang matang, kurang garam.
**
Penyelenggaraan Pemerintahan dan Negara
Semua instansi pemerintah selalu mengatakan akan menegakkan pengelolaan pemerintahan yang baik (good governance). Tapi di semua instansi pemerintah, bahkan di KPK, korupsi masih merajalela. Apa pandangan Syaykh tentang hal ini?
Belum menyeluruh menghayati dasar negara dan tujuan bernegara, belum menyeluruh. Sehingga karena timpang, maka ketimpangan ini saling memanfaatkan dan saling dimanfaatkan. Toh kalau berbuat begini, kalau tidak ketahuan nggak apa-apa.
Jadi meyakini nilai-nilai dasar negaranya itu formalitas saja. Tidak menjadi satu sikap. Jangan diukur agamalah dulu, kalau agama apalagi. Nilai dasar negaranya saja.
Padahal orang Indonesia dikenal sangat relijius, raj..id?
Ternyata kalau ukuran kerajinan itu sering kita terbohongi. Dengan tidak sengaja berbohong tapi sesungguhnya berbohong. Tapi kalau sudah mendalami nilai-nilai yang dia miliki itu kadang-kadang orang mau bohong pun kita sudah paham.
Berarti kesadaran berbangsa terus ditanamkan?
Bangsa dulu, yang lain-lain bisa diukur. Walaupun itu semua sebabnya karena pemahaman dan pendalaman dan keyakinan keimanannya pada agama yang dianut.
Yang menjadi masalah bagi kita semua, bagaimana cara mengatasinya?
Tadi Anda bertanya, kenapa sih kok sering itu diucapkan. Salah satu di antaranya mengatasi, terus. Itu kesabaran namanya. Sabar terus!
Jadi jihad memberantas koruspi itu, dimana kalau dispesifikkan?
Jangan pernah berhenti meyakinkan bangsa ini, bahwa wadah yang kita miliki ini harus dijaga. Kemudian dasar-dasar negara yang ada ini harus diyakini. Karena semua yang menjadi warga negara ini akan sama menilai dasar itu. Lalu kita praktekkan, jangan pernah lepas.
Presiden dan Wapres kita sudah terpilih. Sebagai warga bangsa, pertama sebagai seorang tokoh, sebagai pemimpin di bidang pendidikan dan kemasyakatan, Syaykh punya harapan untuk presiden yang akan berkuasa sampai 2014. Apa kira-kira harapan Syaykh?
Tanamkan nilai-nilai dasar negara ini pada rakyat. Yang lain akan ngikut, itu semuanya tercantum di situ. Tanamkan menjadi sebuah keyakinan. Nilai dasar ini adalah sebuah nilai yang bisa menghantarkan kepada kesejahteraan
20.33 | Label: Biografi | 0 Comments
Hermawan Sulistyo
Profesor Riset Bidang Perkembangan Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), ini dalam beberapa kesempatan tampil layaknya staf Kadiv Humas Mabes Polri dalam kasus mafia hukum yang diungkap Komjen Susno Duadji. Jika sebelumnya dia digelari Profesor Provokator Reformasi, kini dia berperan layaknya 'Profesor Humas Polri'.
Profesor yang belakangan sering tampil dalam profesi presenter kuliner di televisi, itu menilai mantan Kabareskrim Mabes Polri, Komjen Pol Susno Duaji bukanlah seorang pahlawan. Menurut Hermawan, Sabtu (20/3/2010), Susno hanyalah salah satu orang yang sakit hati dan berada di tubuh Polri lantaran karirnya mentok. "Dia hanya orang sakit hati," jelasnya.
Susno Duaji seorang whistleblower yang mengungkap (18/3/2010) makelar kasus dalam penanganan kasus korupsi pajak Rp 25 Milliar yang diduga melibatkan setidaknya dua jenderal di Mabes Polri, yakni Brigjen Pol. Edmond Ilyas dan Brigjen Pol. Radja Erizman.
Tampaknya Hermawan sangat berkepentingan membela 'kehormatan' Polri. Kendati tudingan Susno ternyata terbukti. Dia tidak berpihak kepada publik yang memandang keberanian Susno membuka makelar kasus dan mafia hukum yang melibatkan kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan direktorat pajak, itu sangat penting untuk memberantas korupsi yang masih merajalela di negeri ini.
Dia lebih berpihak kepada Polri yang sempat berusaha menutup-nutupi kasus itu dengan menetapkan Susno sebagai tersangka pencemaran nama baik dan terperiksa pelanggaran disiplin dan etika profesi.
Kali ini Hermawan menunjukkan keberadaannya di tengah perjuangan bangsa ini melakukan reformasi dan pemberantasan korupsi.
Profesor Provokator Reformasi
Padahal sebelumnya, TokohIndonesia.Com mengapresiasinya sebagai seorang ' aktivis provokator' reformasi 1998. Pria kelahiran Ngawi, 4 Juli 1957, yang akrab dipanggil Kikiek Haryodo, ini seorang profesor pemikir strategis aksi mahasiswa 1998 yang berhasil mengakhiri kekuasaan 32 tahun Orde Baru.
Kepiawiannya sebagai provokator (pemikir strategis yang mendorong orang melakukan sesuatu), selalu muncul dari tuturan kata-kata gaya Jawa Timurnya setiap kali berbicara di berbagai forum. Begitu juga tatkala dia berbicara sebagai pembedah buku Tuan Manullang, Pahlawan Perintis Kemerdekaan, di STT Jakarta, 24/5/2008. Sehingga Sang Moderator menjulukinya sebagai Profesor Provokator.
Prof (Ris) Hermawan Sulistyo, MA, PhD, APU memang membuka tabir keprovokatorannya tatkala ikut bersama mahasiswa menggerakkan arus besar reformasi yang dimulai dari kampus-kampus. Pada mulanya, dia bersama rekan-rekan akivis provokator lainnya ikut mengatur strategi aksi mahasiswa damai, tanpa kekerasan.
Tetapi setiap kali mahasiswa unjuk raja, selalu ada yang babak belur, berdarah-darah, kehilangan gigi, patah tangan dan kaki, dan sebagainya. Oleh pengalaman itu, akhirnya pra provokator menginjinkan mahasiswa memperlengakpi diri dengan botol-botol kosong. Untuk menghindari penggrebekan, botol-botol itu banyak disimpan di Kampus STT Jakarta dan LIPI. "Aparat pasti tak menduga kampus sekolah pendeta dan LIPI sebagai tempat penympanan senjata," kata Kikiek membuka tabir strateginya.
Mantan jurnalis ini selama beberapa tahun menimba ilmu dan pengalaman di luar negeri, khususnya Amerika Serikat. Dia telah malang melintang dengan kebebasan berpikirnya di kancah internasional. Lalu, dia pulang ke tanah air pada saat yang tepat, menjelang krisis moneter 1997. Dia pun tampil sebagai pemikir strategis (provokator) bahkan pada saat tertentu sebagai pelopor di garis depan aksi-aksi mahasiswa pembawa arus besar reformasi 1998.
Dia jugalah orang pertama yang populerkan kata provokator dalam setiap aksi mahasiswa kala itu. Dia pun pantas bangga atas keprovokatorannya. Sebab dia bukan asal sembarang provokator, tetapi dia provokator sebagai pemikir strategis atau 'profesor jenderal provokator', dan bila perlu di garis depan sebagai 'prajurit aktivis provokator'.
Kiprahnya sebagai pengamat politik sudah amat dikenal luas oleh publik. Dia juga sering menjadi nara sumber berbagai media tentang berbagai hal yang menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Terakhir dia dijagokan sebagai Calon Gubernur Jawa Timur, Pilgub 2008.
Rekam Jejak
Prof (Ris) Hermawan Sulistyo, MA, PhD, APU, seorang pemikir dan pakar politik yang sudah mengasah diri bertahun-tahun dalam dunia pendidikan formal dan nonformal, di dalam dan di luar negeri. Menimba pendidikan mulai dari SD Negeri Geneng, Ngawi; SD Negeri Guntur Madiun; SMP Negeri II Madiun; SMA Negeri I Madiun jurusan IPA;
Kemudian melanjut ke Jurusan Fisika, FIPIA Universitas Indonesia (UI); Jurusan Politik dan Pemerintahan Indonesia, Dept Ilmu Politik, FIIS (FISIP) UI dengan skripsi "Kepemimpinan di Pesantren: Studi Kasus Tebuireng". Dia juga mengasah diri dengan Filsafat Politik, Ekstension, STF Driyarkara; dan - Bahasa Inggeris, IELI, State University of New York (SUNY), Buffalo, AS;
Juga menimba ilmu di Southeast Asia Studies Program, Masters of Arts in International Affairs (MAIA), Ohio University, Athens-OH, AS; Ilmu Politik, Literatur, Antropologi; Studi Burma dan bahasa Belanda, SEASSI, Northern Illinois University (NIU), DeKalb-II, AS; mentor: (alm) mantan PM Burma U Nu; Dept of History, Ohio University, Athens-OH, AS; Sejarah Asia Tenggara, Asia Timur, Kolonialisme Eropa; Dept of History, Arizona State University, Tempe-Az, AS; Sejarah Asia Tenggara, Comparative History/Central Asia-Eurasia/Russia, Public History (Ph.D, 1988; Disertasi: "The Forgotten Years").
Juga magang di Airlangga University Press, Unair; Scholarly Publishing Program, Arizona State University, Tempe-Az, AS; Kursus, pelatihan, Pemberantasan Buta Huruf (Penmas DKI); Balai Latihan Kerja Pertanian (BLKP) Lembang; dan lainnya.
Dia juga punya pengalaman profesional (kkademik) yang amat kaya (beragam) di dalam dan luar negeri. Mulai sebagai Dosen FISIP-Universitas Nasional (Unas) Jakarta; Wkl Direktur, Pusat Kajian Asia Tenggara Unas; Dosen FISIP Universitas Juanda (Unida), Bogor; Dosen Pasca Sarjana Ilmu Pemerintahan Universitas Achmad Jani (Unjani) Cimahi, Jabar; Dosen Pasca Sarjana Ilmu Politik dan Pemerintahan Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung;
Peneliti Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian Polri; Dosen Kursus Perwira Senior (Suspasen) Reserse Polri, Megamendung Jabar; Dosen tamu/narasumber ahli Sespim Polri, Sesko TNI-AD, Sesko TNI-AL, Sesko TNI-AU;
Fulbright Visting professor/Scolar-in-Residence, Contemporary History Institute, Ohio University, AS; Research Assistant, Program for Southeast Asian Studies Arizona State University, AS; Asisten Professor, Program for Southeast Asian Studies Arizona State University, AS; Visiting Professor/Scholar-in-Residence, Institute for Southeast Asia Studies (ISEAS) Singapore; Visiting Professor, Department of Conflict Research, Uppsala University, Swedia;
Pendiri/Direktur Eksekutif RIDeP (Research Institute for Democracy and Peace); Direktur CONCERN Consultancy & Research; Pembicara/Narasumber, Sidang Pleno (Plenary Session), Parlemen Belgia (Brussels); Visiting Professor, Opporto University, Portugal; Visiting Professor, Walailak University, Nakorn Sri Thamarat, Thailand;
Juga telah menyelenggarakan Caucus/Workshop di Clingendael Institute Den Haag Belanda; Royal Institute for International Affairs (Chatham House) London; Institute for International Studies (IEEI) Lisboa Portugal; Australian National University (ANU) Canberra dan Tredbo, Australia; Universiti Sains Malaysia (USM) Penang Malaysia; ISEAS-Singapore; FES-Berlin, Jerman; dan lain-lain;
Serta menghadiri kegiatan ilmiah dan rancangan politik di belasan negara (Thailand; Philippines; US; Macau-Hongkong; Portugal; dan lain-lain).
Sebagai jurnalis dan penulis (kolumnis), dia berpengalaman mulai dari Redaktur majalah Gadis (Jakarta); Redaktur tabloid Mutiara (Jakarta); Koresponden Harian Surya di Amerika; Penulis tamu El Mundo, Portugal; Redaktur tamu Harian Sinar Harapan (Jakarta); Kolumnis tamu harian Jawa Pos (Surabaya); Redpel/Wapemred majalah TSM (Teknologi dan Strategi Militer); Aspemred Harian Jayakarta (Jakarta); Pollster, Harian Suara Pembaruan (Jakarta); Loper koran The Arizona Republic (Arizona, AS); Redaktur Jurnal Ilmu Politik (AIPI; Wapemred Jurnal Masyarakat Indonesia (LIPI); Redaktur Ahli Jurnal Ilmu Kepolisian; Kolumnis tamu Harian Suara Karya; Menulis ratusan artikel di media massa dan jurnal di dalam dan luar negeri; Menulis, menyunting, menerjemahkan puluhan buku (di dalam dan luar negeri).
Selain itu, dia juga punya aktivitas lain sebagai Penasihat Pondok Pesantren Al-Asy'ari Ceweng, Dander, Bojonegoro; Narasumber Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR); Narasumber Direksi PTPN XI Jatim; Narasumber Ahli, Mabes POLRI/Kapolri;
Bahkan juga sebagai CEO Penerbit Pensil-324; CEO Bukafe-324 (bookstore, cafe & warnet), sehingga dia layak disebut sebagai ikon ilmuwan gaya modern.
Dia juga pernah bertindak sebagai Project Officer pameran, event olahraga, kebudayaan & seni, pelatihan, seminar dan kaukus di dalam dan luar negeri (Pemilihan Putri Remaja majalah Gadis; Pameran Indonesia Today di Singapore; Asian Aerospace & Defense Exhibition Singapore/Bangkok; Indonesia Open International Karate Tournament; Ryamizard Ryacudu Cup; seri seminar RIDeP; Gladian Nasional Pecinta Alam di Pleihiari Kalsel; seri peragaan Iptek untuk remaja, dan puluhan lainnya);
Juga aktif sebagai Anggota Japan Karate-do International (JKA) wilayah Amerika (pernah Juara III Kumite Midwest Amerika); Ketua Bidang Litbang Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (PB-FORKI); Sekjen Institut Karate-do Indonesia (PP-INKAI);
Penasihat masjid Raudlatul Muslimin Depok; Sekjen Senat Mahasiswa FIIS-UI; Sekjen Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) - UI; "Bapak" Kelompok Ilmiah Remaja (KIR); Mengasuh anak-anak jalanan di Jakarta dan Aceh (Meulaboh) bersama YNDN; Mengasuh & Mendidik anak-anak jalanan KRUCIL dari Jakarta, di Surabaya; Melakukan perjalanan intelektual di negara-negara Asia Tenggara, Hongkong, Jepang, Australia, Eropa Barat dan Eropa Utara, Amerika Utara hingga Amerika Latin, sebagian besar wilayah Indonesia. ►ti/chr
20.32 | Label: Biografi | 0 Comments
MENYONGSONG BABAK FINAL AKHIR ZAMAN
Oleh: Muhammad Ihsan Arlansyah Tandjung
Jamaah sholat Idhul Fitri rahimakumullah
Marilah kita senantiasa mengungkapkan rasa terima-kasih kepada Allah SWT semata. Allah telah melimpahkan kepada kita sedemikian banyak ni’mat. Jauh lebih banyak ni’mat yang telah kita terima dibandingkan kesadaran dan kesanggupan kita untuk bersyukur. Di antaranya, marilah kita ber-terimakasih kepada-Nya atas ni’mat yang paling istimewa yang telah kita terima selama ini, padahal tidak semua manusia memperolehnya. Dan terkadang kitapun bertanya-tanya mengapa kita termasuk yang memperolehnya? Itulah ni’mat iman dan Islam, yang dengannya hidup kita menjadi jelas, terarah dan berma’na.
Sesudah itu, marilah kita ber-terimakasih pula kepada Allahu ta’ala atas limpahan ni’mat sehat-wal’aafiat. Ni’mat yang memudahkan dan melancarkan segenap urusan hidup kita di dunia. Semoga kesehatan kita kian hari kian mendekatkan diri dengan Allahu ta’ala. Dan semoga saudara-saudara kita yang sedang diuji Allah melalui aneka jenis penyakit sanggup bersabar menghadapi penderitaannya… bersama keluarga yang mengurusnya, sehingga kesabaran itu mengubah penyakit mereka menjadi penghapus dosa dan kesalahan. Amien, amien ya rabbal ‘aalamien.
Selanjutnya khotib mengajak jamaah sekalian untuk senantiasa berdoa kepada Allah swt agar Dia melimpahkan setinggi-tingginya penghargaan dan penghormatan, yang biasa kita kenal dengan istilah sholawat dan salam-sejahtera kepada pemimpin kita bersama, teladan kita bersama…imamul muttaqin pemimpin orang-orang bertaqwa dan qaa-idil mujahidin panglima para mujahid yang sebenar-benarnya nabiyullah Muhammad Sallalahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para shohabatnya dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Dan kita berdo’a kepada Allah swt, semoga kita yang hadir di tempat yang baik ini dipandang Allah swt layak dihimpun bersama mereka dalam kafilah panjang penuh berkah. Amien, amien ya rabbal ‘aalaamien.
Kita baru saja meninggalkan suatu bulan amat mulia, bulan rahmat-keampunan yang membuahkan taqwa dan mengembalikan fitrah. Bulan ujian kesabaran-ujian tenggang rasa-solidaritas, bulan dosa diampuni, kesalahan dimaafkan dan kotoran dicuci. Bulan di dalamnya terdapat suatu malam nilainya lebih baik dari seribu bulan. Bulan penuh berkah dan janji dijauhkan dari api neraka. Bulan yang disebut oleh Ulama Yusuf al-Qardhawy hafizhohullah sebagai madrasah mutamaiyyizah atau lembaga pendidikan istimewa bagi orang beriman. Mudah-mudahan kita semua termasuk golongan hamba-hamba Allah yang berhasil lulus menjadi muttaqin. Amiin…
Kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah,
Bulan Ramadhan merupakan musim ketaatan atau maushimut-thoah. Setiap tahun di bulan Ramadhan umat Islam di seantero dunia mengalami transformasi penampilan. Yang biasanya di luar bulan Ramadhan jarang sholat ke masjid, tiba-tiba mendapati dirinya mengayunkan langkah kaki dengan ringannya ke masjid, musholla atau surau. Itulah sebabnya kita temui masjid lebih semarak di bulan suci tersebut.
Yang biasanya di luar bulan Ramadhan terasa berat untuk ber-infaq atau mengeluarkan sedekah, tiba-tiba mendapati diri menjadi dermawan dengan merogoh kantong atau membuka dompet membagi sebagian rizqi kepada fihak lain yang membutuhkan.
Muslimah yang biasanya di luar bulan Ramadhan tidak pernah peduli menutup aurat tubuhnya, seketika dengan semangat menampilkan dirinya berjilbab tiap kali berjumpa dengan lelaki yang bukan muhrimnya di bulan penuh rahmat tersebut.
Benarlah Rasulullah saw ketika bersabda: “Bilamana tiba bulan Ramadhan pintu-pintu rahmat (surga) dibuka lebar-lebar, pintu-pintu jahannam ditutup rapat-rapat dan para syetan dibelenggu.” (HR Bukhary-Muslim)
Kami menjadi saksi, ya Allah, benarnya ucapan Nabi-Mu saw di akhir zaman ini. Kami membukitikan bahwa setiap Ramadhan datang umat Islam mengalami peningkatan gairah ketaatan, ketaqwaan dan perbuatan ma’ruf. Dan sebaliknya terjadi penurunan kadar kemaksiatan, kekufuran dan munkar. Pantaslah bilamana seorang mu’min sejati sangat menginginkan andai Ramadhan berlangsung sepanjang tahun. Ya Allah, saksikanlah, betapa sedihnya kami berpisah dengan bulan agung lagi penuh berkah ini. Ya Allah, kami sangat ingin menyaksikan masjid-masjid kami menjadi penuh
dan semarak sepanjang tahun, diri-diri kami menjadi dermawan dan cinta memberi kepada kaum dhuafa, fuqara wal-masaakin sepanjang tahun serta saudara-saudara muslimat kami berjilbab dengan anggunnya sepanjang tahun. ”
Jamaah sholat Idhul Fitri rahimakumullah
Sepanjang perjalanan zaman Allah SWT senantiasa memperlihatkan sifat-sifat utamanya, yakni Ar-Rahman (Maha Pengasih) dan Ar-Rahim (Maha Penyayang). Tidak pernah sesaatpun Allah Ta’ala biarkan umat manusia hidup di dunia dalam kegelapan dan ketidak-jelasan. Allah Ta’ala selalu memberikan petunjuk dan bimbingan-Nya kepada hamba-hambaNya. Allah Ta’ala mewujudkan hal ini melalui pengiriman para utusan-Nya di setiap kelompok umat manusia di sepanjang zaman.
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), "Sembahlah Allah (semata), dan jauhilah Thaghut (Syaithan) itu” (QS An-Nahl ayat 36)
Tidak ada seorang Nabi ataupun Rasul yang diutus Allah Ta’ala kepada ummat manusia bersuku-bangsa apapun sepanjang zaman kapanpun di negeri manapun, kecuali beliau pasti menyampaikan seruan abadi yang seragam tersebut: “Sembahlah Allah (semata) dan jauhilah Thaghut (Syaithan) itu.
Demikianlah seruan yang disampaikan oleh Nabi Adam as kepada ummatnya, Nabi Nuh as kepada umatnya, Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as serta Nabi Isa as kepada masing-masing ummat mereka. Bahkan segenap Nabiyullah -yang 25 namanya diperkenalkan Allah Ta’ala kepada kita di dalam Al-Qur’an maupun yang lainnya yang kita tidak tahu nama-nama mereka tetapi dikatakan oleh para ulama jumlah mereka mungkin mencapai 124. 000 itu- semuanya juga telah menyampaikan seruan abadi tersebut.
Hingga tibalah giliran utusan Allah Ta’ala yang terakhir yakni Nabiyullah Muhammad saw. Beliau merupakan penutup dari rangkaian para Nabi dan Rasul ‘alaihimus-salaam.
Muhammad itu sekali-kali bukanlah ayah dari seorang lelaki di antara kalian, tetapi ia adalah Rasul Allah dan Penutup Nabi-Nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS Al-Ahzab ayat 40)
Berarti kesimpulannya ialah:
1. Karena Nabi Muhammad saw merupakan Penutup para Nabi, berarti tidak bakal ada lagi Nabi setelahnya yang diutus Allah Ta’ala untuk membawa ajaran baru bagi ummat manusia
2. Barangsiapa yang lahir dan hidup setelah diutusnya Nabi Muhammad saw (Penutup para Nabi) pantas dijuluki sebagai Ummat Muhammad saw, baik ia muslim maupun kafir
3. Ummat Muhammad saw merupakan Penutup Para Ummat atau Ummat Akhir Zaman yang dipimpin oleh Nabi Akhir Zaman. So, we are the last of mankind living in the end of time/*. Kita adalah sisa-sisa terakhir ummat manusia menjalani hidup di ujung parjalanan zaman.
4. Kalaupun aqidah iman-Islam kita mengajarkan bahwa kelak di akhir zaman akan diturunkan seorang Nabiyullah yang selama ini dipelihara Allah Ta’ala di langit selama ribuan tahun, yakni Nabi Isa Al-Masih putra Maryam as, maka itu bukan berarti ia akan datang membawa ajaran baru. Bahkan kehadirannya kelak adalah sebagai pengikut & pengokoh ajaran Nabi Muhammad saw. Ia akan mengajak ahli-kitab, kaum Yahudi dan Nasrani untuk memeluk ajaran Nabi Muhammad saw, ajaran Islam. Sebab semua Nabi dan Rasul para utusan Allah pada hakikatnya selalu mengajak manusia kepada ajaran Islam Tauhid, yaitu mengesakan Allah Ta’ala semata.
Jamaah sholat Idhul Fitri rahimakumullah
Kesadaran bahwa kita merupakan Ummat Akhir Zaman atau The Last of Mankind Living in the End of Time merupakan perkara penting. Sebab hal ini akan membawa kita pada keyakinan bahwa Hari Akhir telah dekat kedatangannya. Bahkan Allah Ta’ala berfirman sebagai berikut:
"Manusia bertanya kepadamu tentang hari akhir. Katakanlah, “"Sesungguhnya pengetahuan tentang hari akhir itu hanya di sisi Allah."
“Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari akhir itu sudah dekat waktunya.” (QS Al-Ahzab 63)
“Dan Rasulullah saw sendiri bersabda: Aku diutus sebelum kedatangan Hari Akhir sebagaimana jari telunjuk ini mendahului jari tengahku.” (HR Muslim 4141)
Saudaraku, sudahkah kita mempersiapkan diri untuk menghadapinya? Bila Hari Akhir sudah dekat waktunya -bahkan semenjak diutusnya Nabi Muhammad saw 15 abad yang lalu- pantaslah Allah Ta’ala menyuruh kita mempersiapkan diri menghadapi hari esok yang perintahnya diletakkan di antara dua kali penyebutan perintah bertaqwa kepadaNya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan _hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS AlHasyr ayat 18)
Ya Allah, jadikanlah ibadah shiyam dan qiyam Ramadhan kami benar-benar menghasilkan taqwa yang memadai untuk membekali kami menghadapi anda demi tanda Akhir Zaman yang terus berdatangan. Kami sadar bahwa semakin mendekati Hari Akhir tentunya ujian dan fitnah yang datang akan kian berat. Yaa muuqallibal-quluub tsabbit quluubanaa ‘ala diinika. Ya Allah Yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati kami di atas ajaranMu.
Jamaah sholat Idhul Fitri rahimakumullah
Rasulullah saw menjelaskan kepada kita sejak 15 abad yang lalu bahwa Ummat Islam yang hidup di Era Akhir Zaman ini akan mengalami perjalanan sejarah yang mengandung lima babak.
(1) Babak Kenabian akan berlangsung di tengah kalian selama masa yang Allah kehendaki kemu
(2) Kemu
(3) Kemu
(4) Kemu
(5) Kemu
Hadits ini menguraikan Ringkasan Perjalanan Sejarah Ummat Islam yang terdiri dari lima babak sebagai berikut:
Babak I= Kenabian
Babak II= Kekhalifahan mengikuti pola (Manhaj) Kenabian
Babak III= Raja-raja yang Menggigit
Babak IV= Raja-raja yang Memaksakan kehendak (diktator)
Babak V= Kekhalifahan mengikuti pola (Manhaj) Kenabian
Jamaah sholat Idhul Fitri rahimakumullah
Babak pertama atau babak Kenabian adalah masa di mana ummat Islam langsung dipimpin oleh Nabiyullah Muhammad saw secara langsung. Babak ini berlangsung singkat yaitu 23 tahun (13 tahun Sebelum Hijrah hingga 10 Hijriah), tidak sampai seperempat abad lamanya. Tetapi ia merupakan masa yang singkat namun diberkahi Allah Ta’ala. Ketika Nabi saw baru diutus pada usia 40 tahun jazirah Arab sedang tenggelam di dalam nilai-nilai zhulumat al-jaahiliyyah (kegelapan nilai-nilai jahiliah). Sementara tatkala Nabi saw wafat pada usia 63 tahun telah terjadi transformasi sosial secara total sehingga jazirah Arab menjadi bersinar di bawah naungan Nurul Islam (Cahaya Ajaran Allah Ta’ala Al-Islam). SubhaanAllah
Babak pertama sudah berlalu, saudaraku.
Babak kedua atau babak Kekhalifahan mengikuti pola (Manhaj) Kenabian adalah masa di mana setelah wafatnya Nabi Muhammad saw ummat dipimpin oleh para sahabat mulia yang dijuluki Khulafaa Ar-Rasyidin (para khalifah yang jujur, adil dan istiqomah mengikuti Allah dan RasulNya). Masa ini ditandai kepemimpinan sahabat-sahabat utama, yakni Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Al-Khattab, Ustman bin ‘Affan dan Ali bin Abi Tholib radhiyAllahu ‘anhum ajmaa’iin (semoga Allah meridhai keempatnya tanpa kecuali). Babak ini juga berlangsung singkat yaitu 30 tahun (tahun 10 H hingga 40 H), seperempat abad lebih sebagaimana prediksi Nabiyullah Muhammad saw: “Era Al-Khilafah di dalam ummatku berlangsung tugapuluh tahun, kemu
Babak kedua sudah berlalu, saudaraku.
Kemu
Mengapa pada masa ini para pemimpin ummat dijuluki oleh Nabiyullah Muhammad saw sebagai “para raja yang menggigit”, padahal ummat masih menyebut mereka sebagai khalifah, institusi negara Islam masih bernama khilafah dan Al-Qur’an serta Sunnah Nabi saw masih dijunjung tinggi? Karena ketika itu suksesi pergantian kepemimpinan seorang khalifah kepada khalifah berikutnya menggunakan pola keturunan alias pola kerajaan. Sementara disebut “menggigit” karena para raja tersebut “menggigit” Al-Qur’an dan Sunnah, turun sedikit kualitasnya dibandingkan babak sebelumnya di mana para Khulafaa Ar-Rasyidin “menggenggam” Al-Qur’an dan Sunnah secara kuat dan mantap. Oleh karenanya, babak ketiga ini jelas babak yang lebih buruk daripada babak kedua. Namun ia masih jauh lebih baik daripada babak keempat, sebab setidaknya ia masih mampu memelihara ummat Islam berada di dalam satu kesatuan Jama’atul Muslimin yang tunggal dengan wilayah geografis Daulah Islamiyyah yang tunggal serta kepemimpinan yang memiliki otoritas tunggal. Pada masa ini tidak ditemukan kasus perbedaan penetapan tanggal jatuhnya hari Raya Idul Fitri, karena masih ada Final Decision Maker yang menyelesaikan berbagai perbedaan hasil ru’yatul hilal yang muncul di tengah ummat. Laa haula wa laa quwwata illa billah.
Babak ketigapun sudah berlalu dan menjadi sejarah, saudaraku.
Jamaah sholat Idhul Fitri rahimakumullah
Setelah perjalanan sejarah Ummat Islam melalui babak pertama, kedua dan ketiga, maka Nabiyullah Muhammad saw selanjutnya memberitakan akan datangnya babak keempat yaitu babak kepemimpinan Raja-raja yang memaksakan kehendak(para diktator). Ini adalah babak yang diawali semenjak runtuhnya kekhalifahan kesultanan Ustmani Turki pada tahun 1924 atau 1342 H. Babak ini ditandai dengan runtuhnya kesatuan Ummat Islam dengan kesatuan wilayah dan kepemimpinannya. Ummat Islam menjalani kehidupan laksana anak-anak ayam kehilangan induk. Dunia Islam terurai menjadi kepingan-kepingan negeri yang memiliki arah dan sistem beraneka jenis yang pada umumnya jauh dari arah dan sistem Islam. Mulailah dunia memiliki para pemimpin dan penguasa yang memaksakan kehendak seraya mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya. Nasionalisme dan sekularisme menjadi dominan pada tataran kehidupan sosial-kemasyarakatan, sementara identitas dan ideologi Islam cenderung dilokalisasi pada tataran kehidupan individual semata.
Pada babak keempat ummat Islam menjalani the darkest ages of the Islamic history (masa paling kelam dalam sejarah Islam). Ini sudah merupakan skenario Ilahi dalam rangka menyadarkan kita akan benarnya firman Allah Ta’ala sebagai berikut: “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)…” (QS Ali Imran ayat 140)
Ada harinya orang-orang beriman mengalami kejayaan dan memiliki peradaban yang kuat, sementara ada harinya mereka merasakan kekalahan, keterpurukan dan ketidak-jelasan peradaban. Ada pula harinya orang-orang kafir berjaya, memiliki peradaban bahkan berlaku semena-mena dan ada harinya mereka keok, kalah serta tidak berdaya menyebarluaskan budaya maksiat dan kekufurannya. Itulah sunnatullah yang mesti berlaku dalam kehidupan di dunia yang fana ini.
Yang penting bagi kita adalah setelah menyadari kita berada pada posisi terpuruk sekarang ini seyogyanya kita bersungguh-sungguh memelihara kesabaran dan konsistensi (istiqomah) dalam menjalankan kehidupan berpandukan ajaran Islam. Kita tidak mungkin banyak berharap dalam situasi di mana para sedang merajalela menguasai dunia dewasa ini. Kondisi ini bahkan telah dinubuwwahkan oleh Rasulullah saw melalui berbagai Tanda-tanda Akhir Zaman yang begitu banyak bermunculan di era kita sekarang ini.
Bahkan jika kita cermati hadits mengenai perjalanan sejarah Ummat Islam riwayat Imam Ahmad di atas sudah sepatutnya kita mengembangkan optimismeselain sabar dan istiqomah- karena babak keempat bukanlah babak final perjalanan nasib ummat Islam. Masih ada satu babak lagi yang perlu dijemput oleh ummat Islam. Itulah babak kelima di mana bakal tegak kembali era kepemimpinan orang-orang sekaliber Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali, yaitu Kekhalifahan mengikuti pola (Manhaj) Kenabian. Suatu era yang barangkali tidak terbayangkan bagi siapapun yang telah begitu dahsyat terperangkap dalam kesenangan menipu babak keempat sekarang ini. Era yang sudah pasti dinantikan oleh setiap muslim-mu’min yang merindukan tegakknya keadilan dan kejujuran hakiki.
Jamaah sholat Idhul Fitri rahimakumullah
Marilah kita persiapkan diri seoptimal mungkin untuk menghadapi babak final, babak kelima tersebut. Mari kita kenali, fahami dan persiapkan diri menghadapi Tanda-tanda Akhir Zaman yang bakal memenuhi panggung sandiwara dunia di masa peralihan babak keempat menuju babak kelima Ummat Akhir Zaman ini. Pastikan keberfihakan kita kepada Imam Mahdi dan Nabiyullah Isa Al-Masih as. Pastikan penolakan kita masuk ke dalam pasukan para penguasa diktator babak keempat apalagi ke dalam pasukan Dajjal, fitnah terbesar di Akhir Zaman kata Nabi saw.
Ibarat sebuah film, dunia saat ini telah berada pada episode menjelang The End. Bayangkan, sudahlah kita dijuluki Ummat Akhir Zaman, lalu dari lima babak perjalanan Ummat Akhir Zaman yang beriman ini, kita berada di babak keempat pula. Berarti, kita wajib mempersiapkan diri menyongsong babak final Akhir Zaman. Masa transisi dari babak keempat menuju babak kelima kata Nabi saw bakal diwarnai banyak ujian dan fitnah yang kian menghebat sehingga sebagian ulama menyebutnya sebagai era Huru-hara Akhir Zaman.
Tidak ada sutradara manapun yang menulis skenario untuk mengecewakan para penonton. Sutradara selalu memastikan bahwa jagoan atau the Good Guys keluar sebagai pemenang atas para penjahat (the Bad Guys). SubhaanAllah, apalagi Allah Ta’ala, sebaik-baiknya Penulis Skenario. Pastilah Allah berrencana memenangkan tentaraNya atas tentara Dajjal atau hizbusy-syaithan.
Namun, sebagaimana semua film pada umumnya, mustahil jagoan menang sebelum melalui episode yang paling seru dan dahsyat. Artinya, mustahil babak kelima akan datang bila Ummat Islam berharap mencapainya sekedar dengan berjalan melalui taman-taman bunga. Sudah sewajarnya bilamana peralihan babak keempat menuju babak kelima melewati bukit-bukit berbatu dan jurang-jurang curam diwarnai deraian airmata bahkan sangat mungkin bersimbah darah. Sebab mustahil para penguasa diktator babak keempat akan menyerahkan begitu saja kepemimpinan kepada orang-orang beriman dan beramal sholeh kecuali melalui sebuah perlawanan yang keras. Satu hal
yang pasti, masa transisi itu mustahil sekedar melalui meja perundingan, apalagi sekedar melalui permainan pertarungan “kotak suara”.
Wallahu ‘alam bish-shawwaab.
DOA
"Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)." (QS 18:10)
"Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." (QS 9:10)
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia). " (QS 3:8)
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. ” (QS 25:74)
“Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. ” (QS 3:147)
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang ebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma`aflah kami; ampunilah kami; dan
rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. ” (QS 2:286)
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman (yaitu), "Berimanlah kamu kepada Tuhan-mu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji. ” (QS 3:192-194)
20.28 | Label: Dakwah | 0 Comments